Selasa, 23 September 2008

Apakah konsep EOQ dapat diterapkan pada system JIT :

Berdasarkan penjelasan diatas filosofi dari kedua konsep tersebut sudah berbeda, dengan demikian akan sulit jika EOQ diterapkan pada JIT. Hal tersebut terjadi karena EOQ menggunakan pendekatan push system sedangkan JIT menggunakan pendekatan pull system. Jika kita menggunakan EOQ, maka kita akan terus memesan raw material berdasarkan forecast demand yang telah kita lakukan dan raw material tersebut akan dating secara bersamaan untuk selanjutnya kita gunakan dalam proses produksi. Dengan demikian hal ini akan mengakibatkan terjadinya inventory yang cukup besar pada perusahaan tersebut karena raw material akan kita simpan dalam jumlah yang sangat besar dan akan berkurang sedikit demi sedikit untuk digunakan dalam proses produksi. Dengan EOQ akan sangat dimungkinkan tingkat work in process menjadi tinggi dan kemungkinan penyimpanan finished good juga akan semakin besar. Sedangkan jika kita menerapkan system JIT, perusahaan hanya akan memesan raw material dalam jumlah yang kecil atau seperlunya karena akan mempertimbangkan work ini process didalam sistem produksi. Hal ini berarti jika tingkat WIP masih tinggi perusahaan tidak akan memaksakan untuk memesan raw material sehingga biaya inventory akan dapat diminimumkan. Prinsip JIT menekankan jika setiap raw material yang dipesan telah tersedia maka raw material tersebut akan langsung digunakan didalam proses produksi sehingga hampir dapat dikatakan tidak akan ada holding cost atau biaya penyimpanan. Hal ini tentu membutuhkan hubungan yang baik dengan supplier untuk memenuhi setiap order yang kita inginkan karena jika supplier tidak dapat mengirimkan setiap order yang kita butuhkan tepat waktu maka perusahan akan kesulitan dalam melanjutkan proses produksi yang mereka jadwalkan.

Tidak ada komentar: